Raja Ampat, si surga dunia di ujung timur Indonesia

Setelah hampir 10 tahun sudah tinggal di Kuala Kencana (kota di tengah hutan yang dibangun oleh PT. Freeport Indonesia, di Kabupaten Mimika), akhirnya saya punya kesempatan untuk mengunjungi Raja Ampat. Dulu jaman saya masih sd, tidak banyak orang yang membicarakan daerah yang terkenal dengan kekayaan bawah lautnya. Jika kita berbicara Papua, maka Jayapura atau Gunung Jayawijaya yang menjadi sorot utama untuk didatangi. Tetapi, sekarang…. Raja Ampat telah mengambil perhatian seluruh masyarakat Indonesia, bahkan dunia. Dan akhirnya, saya bisa merasakan keindahan alam tersebut dari dekat.


Salah satu cara untuk mencapai Raja Ampat adalah transit di Sorong lalu dilanjutkan menyebrang menggunakan kapal ke Pulau Waisai. Diberi nama Raja Ampat alkisah karena dulu saat ada seorang wanita yang datang ke daerah ini, menemukan 7 butih telur, yang mana 4 butir telurnya menetas menjadi 4 raja yang berkuasa di 4 daerah, yaitu : Waigeo, Salawati, Misool dan Salawati.

Kami sekeluarga pergi ke Sorong terlebih dahulu dan sampai di Domine Eduard Osok Airport. Di Sorong, memang tidak banyak yang bisa dilihat, karena hanya berfungsi sebagai tempat transit sebelum menyebrang ke Raja Ampat. Kapal untuk menyebrang ke Waisai (pelabuhan utama di Kepulauan Raja Ampat) berangkat kebanyakan sehari dua kali, pada jam 9 pagi dan jam 2 siang. Perjalanan ke Waisai ditempuh sekitar 2,5 – 3 jam yang berangkat dari Pelabuhan Rakyat Sorong. Harga tiket bervariasi, ada yang Rp 130.000/1 kali jalan untuk tiket biasa dan Rp 220.000/1 kali jalan untuk tiket VIP.

R0014568R0014572R0014571

Ada banyak sekali pilihan paket tur yang ditawarkan untuk mengelilingi Raja Ampat. Biasanya kita akan ditawarkan untuk mengunjungi Painemo, Arborek, Pasir Timbul dan Goa Kelelawar dengan harga kisaran Rp 7-8 juta, tetapi berdasarkan salah seorang teman dokter yang koas di Misool, dia punya kenalan yang bisa menyewakan kapal sehari dengan taraf Rp 5 juta. Kami mendapatkan kontak untuk menyewa kapal dengan tawaran harga Rp 8 juta untuk 6 orang. Jika anda ingin lebih menghemat lagi, biasanya satu kapal cukup untuk 12 orang, jadi dengan harga segitu bisa dibagi rata sehingga terasa tidak begitu mahal.

Kami berangkat ke Waisai pada hari Minggu pukul 2 siang hari dan sampai di Pelabuhan Waisai jam 4.30 sore. Kami lanjut lagi naik kapal kecil ke Pulau Mansuar, tempat dimana kami akan menginap. Saat mendekati penginapan, terlihat banyak sekali rumah kayu di pinggir pantai dengan jembatan sebagai dermaga, ternyata di pulai ini hampir semua penginapan dihuni oleh orang asing. Mungkin karena mereka memang mencari tempat yang jauh dari hiruk pikuk dunia dan benar-benar bisa menikmati kesunyian dan keindaham alam saja. Sesampainya di penginapan, kami sudah disuguhi teh hangat dan pisang goreng. Sambil menunggu malam tiba, kami pun jalan menyusuri pantai dan bermain di salah satu dermaga. Saat sedang duduk-duduk santai, tiba-tiba salah seorang wisatawan asing heboh sendiri, ternyata di bawah kami sedang ada PENYU LEWAT! YA! Rasanya begitu senang melihat ada penyu berenang sedekat itu, air yang begitu jernih dan udara yang tidak begitu panas. Cocok untuk memulai hari di Raja Ampat. Kejutan yang diberikan tidak berhenti sampai situ saja. Saat makan malam, kami menunggu cukup malam sampai hampir kelaparan, tetapi semua itu terbayarkan dengan ikan bakar yang cukup besar. Daging ikan terasa begitu lezat karena baru saja ditangkap dan cara memasak orang setempat yang sangat pas sehingga bumbu sederhana dapat memberikan rasa yang mewah. Setelah makan, kami pun diberitahu untuk segera istirahat karena esok hari akan pergi tepat jam 6 pagi. Tetapi, cuaca malam itu yang sangat adem membuat kami hanya duduk dan mendengarkan suara ombak sambil menikmati kesunyian malam.

R0014586photo 3R0014627


Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Jam 6 pagi pun kami sudah berangkat menuju Painemo, salah satu destinasi yang sangat ‘Raja Ampat’, dimana terdapat banyak bebatuan. Tempat ini tidak jauh berbeda dengan Wayag, mungkin kalian lebih mengenal ini, tetapi untuk menuju Wayag memerlukan waktu yang lebih lama dan harga kapal bisa mencapai Rp 12 juta, dan lagi untuk menuju ke puncak Painemo sudah disediakan tangga sehingga lebih gampang didaki. Selama perjalanan, kami banyak melihat kapal pinisi, ternyata ada juga pilihan bagi kalian yang memiliki uang berlebih, yaitu untuk menghabiskan waktu di Raja Ampat dengan menginap di kapal dengan fasilitas seperti hotel dan mengelilinginya dengan kapal layar tersebut juga.

Tempat pemberhentian pertama adalah Painemo. Kita berhenti sejenak di pinggir bebatuan untuk mendaki ke puncak melihat “Star Lagoon”, yang mana jika kita lihat dari atas, maka bebatuan tersebut membentuk gambar bintang. Rasanya tempat ini tidak banyak dikunjungi orang, karena saat tiba disana hanya ada kami seorang. Rasanya puas bisa menelusuri tempat tanpa ada orang lain.

R0014717R0014697R0014657R0014695

Setelah itu kami pun lanjut ke Situs Warisan Bentang Alam Kars Painemo. Bisa dikatakan tempat ini dirawat dengan baik, sudah ada tangga kayu menuju ke atas, memudahkan bagi para orang tua yang sudah susah mendaki bebatuan. Kabarnya tangga ini dibuat dikarenakan adanya Sail Raja Ampat yang mendatangkan Presiden SBY, sekaligus sebagai promosi wisata ke Raja Ampat. Keuntungan berangkat pagi-pagi adalah masih sepinya destinasi ini, sehingga bisa puas menikmati keindahan Painemo dari atas.

R0014720R0014721R0014725R0014760

Kami melanjutkan perjalanan menuju Pasir Timbul, tetapi sempat berhenti sejenak di Teluk Kabui karena di daerah Pasir Timbul sedang hujan. Di Teluk Kabui, terdapat bangunan kayu, yang bisa digunakan sebagai tempat menginap jika ada pesanan dari tamu. Kami istirahat sejenak sekaligus makan siang. Setelah awan hujan bergerak, kami pun lanjut perjalanan ke Batu Tulis terlebih dahulu, dimana banyak batu-batu besar panjang dan lancip seperti pensil sehinggal disebut seperti itu. Setelah itu kami juga mengujungi goa kelelawar dan pemakaman. Pemakanan ini terletak di batu-batu tersebut, dahulu kabarnya jika ada yang meninggal, mereka akan menaruh mayatnya di bebatuan ini dan membiarkannya begitu saja. Tetapi karena sekarang sudah banyak kebijakan dan orang-orang semakin berwawasan, mereka pun memakamkannya di tanah layaknya orang pada umumnya.

R0014803R0014821R0014818R0014769R0014770

Saat kami akan menuju Pasir Timbul, ternyata masih ada sekelompok orang yang sedang asik berfoto di sana, sehingga abang kapal memutuskan untuk membiarkan kami snorkling terlebih dahulu. Akhirnya semua destinasi yang wajib dikunjungi saat berada di Raja Ampat pun sudah didatangi. Saatnya kami kembali ke penginapan dan berangkat kembali ke Waisai untuk menginap disana dan menjelajahi Waisai pada esok hari.

photo 2photo 1R0014839R0014886R0014857


Keesokan harinya, di Waisai, kami diajak berkeliling dengan mobil sewaan ke 2 tempat. Sapokren, tekenal dengan tempat untuk bird watching. Ada jembatan di sepanjang pesisir pantai yang menghubungkan dengan jalan setapak ke desa Sapokren-nya. Di desa tersebut sudah dikelola dengan baik, kami bertemu salah satu kepala pengurus lingkungan hidup daerah Waisai, ternyata sudah banyak sekali NGO (non government organization) yang datang dan bekerja sama dengan mereka untuk menjaga kelestarian lingkungan Raja Ampat, dan mereka sudah memiliki banyak pengetahuan untuk melestarikannya. Tidak seperti di Timika dimana babi banyak berkeliaran dimanapun, bisa dikatakan di Waisai hanya ada sedikit babi. Di sini pun lebih banyak masyarakat muslimnya.

R0014955R0014946R0014940

Tempat kedua adalah Pantai Saleo, ya namanya juga wisata pantai, hari itu kami habiskan untuk berpindah-pindah antar satu pantai ke pantai yang lainnya. Di Saleo ini cukup terkenal dengan penginapannya untuk wisatawan Indonesia. Ada restoran yang berada di atas laut, sehingga kami memutuskan untuk beristirahat sejenak dan bermain kayaking, dengan harga sewa Rp50ribu/kayak. R0014977R0014982R0014937


Rincian biaya perjalanan :

Hari 1 (Sampai sorong dan menginap semalam sebelum menyebrang ke Waisai)

  • Menginap di Hotel Waigo                                                       : Rp 490ribu/malam/kamar
  • Menyewa angkot untuk keliling Sorong                                  : Rp 100ribu/jam

Hari 2 (Seharian di Raja Ampat)

  • Tiket kapal Sorong – Waisai                                                      : biasa Rp 130ribu/orang,                                                                                                      VIP Rp 220ribu/orang
  • Penginapan di Pulau Mansuar                                                 : Rp 300ribu/orang/malam (makan malam & siang, cemilan sore dan sarapan)
  • Kapal                                                                                      : Rp 8juta/kapal  maksimum 12 orang, paket perjalanan : waisai – mansuar, mansuar – painemo,  painemo – teluk kabui, teluk kabui – goa kelelawar, pemakaman dan batu tulis,  snorkling, pasir timbul, mansuar – waisai
  • Uang ke rakyat setempat (Painemo dan Batu Tulis)                 : Rp 500ribu

Hari 3 (Mengelilingi Kota Waisai)

  • Hotel Raja Ampat                                                                   : Rp 600ribu/malam,                                                                                                             extra bed Rp 150ribu/bed
  • Sewa mobil untuk mengelilingi Waisai                                    : Rp 800ribu/hari

Nomor kontak : Om Zaka (085254770704)  – bagian sewa kapal,                                                                        Pak Erwin (081344838387) – sewa mobil di Waisai, bisa juga untuk minta                                                                            dicarikan kapal sewaan murah


Sudah cukup puas walaupun kami hanya menghabiskan waktu 4 hari 3 malam untuk menikmati Raja Ampat. Jangan takut buat datang kesini, karena semua orangnya baik. Jangan takut uang anda habis, karena anda bisa mengatur mau berapa uang yang anda keluarkan. Setelah berpetualan keliling Eropa dan Inggris, cuma di Indonesia kalian bisa menikmati pantai dengan segala keindahannya.

So, what are you waiting for? If you need any information, you can contact me. 

Tinggalkan komentar